Minggu, 30 Mei 2010

Terputusnya Sejarah Bogor

Tanggal 3 Juni 2010, Kota Bogor genap berusia 528 tahun, sebuah usia yang sudah tidak bisa dikatakan muda untuk ukuran sebuah kota. Banyak kota seusia ini yang telah cukup maju dan berhasil menata diri sebagai sebuah kota yang membuat masyarakat di dalamnya sejahtera dan berbangga diri dengan kotanya.

Mungkin di antara ratusan ribu warga Bogor hanya sekian orang yang mengetahui kapan kotanya berulang tahun dan berapa tahun usianya. Sangat naif memang, tapi itulah yang terjadi.

Mungkin banyak di antara warga Bogor yang tidak mengetahui bahwa di wilayahnya pernah berdiri sebuah kerajaan Hindu pertama di Pulau Jawa, yaitu Kerajaan Tarumanagara. Walaupun letak pusat kerajaannya masih menjadi perdebatan beberapa pakar sejarah, beberapa peninggalan patut menjadi catatan tersendiri dan menjadi perhatian berbagai pihak. Misalnya, beberapa prasasti di Ciaruteun, Ciampea.

Mungkin banyak juga di antara warga Bogor yang tidak mengetahui bahwa di Bogor ini pernah berdiri sebuah kerajaan terbesar di wilayah Jawa Barat yang tidak pernah jatuh ke dalam kekuasaan Majapahit, yaitu Kerajaan Pajajaran. Amukti Palapa yang dikumandangkan Gajah Mada untuk menaklukkan seluruh Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit, ternyata tidak mampu menyentuh sedikit pun wilayah Pajajaran yang waktu itu berbatasan dengan Kerajaan Majapahit di daerah Cilacap. Seluruh Nusantara berhasil takluk di bawah kekuasaan Majapahit kecuali Pajajaran.

Bogor kini menjadi sebuah kota yang pembangunannya berkembang sangat pesat dan menjadi magnet bagi banyak orang untuk tinggal di wilayahnya, didiami oleh berbagai strata sosial masyarakat, baik warga yang telah turun-temurun menjadi penduduk Bogor maupun para pendatang yang berasal dari berbagai pelosok wilayah Indonesia dan mancanegara. Hal ini menyebabkan masyarakat Bogor sangat heterogen. Mungkin hal ini pula yang menyebabkan banyak di antara warga Bogor yang kurang mengetahui dan mengerti sejarah serta perkembangan Bogor.

Sejarah dan perkembangan Kota Bogor jangan sampai dilupakan oleh masyarakat dan pemerintah daerah. Bagaimanapun juga, sejarah dan perkembangan Kota Bogor adalah sebuah pola dan dasar bagi perkembangan pembangunan Kota Bogor untuk saat ini dan masa depan.

Masyarakat Kota Bogor memang seperti telah terputus dengan sejarah wilayahnya. Tidak seperti kota dan wilayah lain yang masih terhubung dengan masa lalunya. Sisa masa lalu kota-kota tersebut masih terbaca dan terjamah, tidak seperti masa lalu Bogor. Ada sebuah mata rantai yang terputus dan kabut yang menghalangi sehingga masa lalu Bogor tak tampak oleh generasi sekarang.

Sejarah Bogor memang sempat terputus sejak sirnanya Kerajaan Pajajaran karena serangan Kerajaan Banten yang dipimpin oleh Sultan Maulana Yusuf pada tahun 1579. Prabu Ragamulya Suryakancana sebagai raja Pajajaran waktu itu memilih Pajajaran hancur daripada takluk di bawah kekuasaan Kerajaan Banten. Karena dihujani meriam berhari-hari, akhirnya benteng kota dan istana Pajajaran hancur lebur dan menyisakan reruntuhan yang tidak mungkin ditinggali lagi. Maulana Yusuf kemudian menjadikan wilayah Purasaba Pakuan (bekas keraton Pajajaran di sekitar Bondongan) sebagai daerah larangan (ambogori). Akhirnya wilayah Purasaba Pakuan menjadi daerah mati yang berpuluh-puluh tahun tidak dihuni oleh penduduk.
Pustaka Nusantara III/1 dan Negara Kertabhumi I/II memberitahukan tentang keruntuhan ini,

Pajajaran sirna ing ekadaca cuklapaksa weshakamasa sewu limanatus punjul siki ikang cakakala (Pajajaran sirna pada tanggal 11 bagian terang bulan wesaka tahun 1501 saka [diperkirakan tanggal 8 Mei 1579/Sabtu, 1 Muharram tahun alif].).”

Wilayah Bogor mulai menjadi perhatian ketika sisa-sisa keruntuhan Pajajaran ditemukan oleh pemerintah Hindia Belanda lewat ekspedisi yang dipimpjn oleh Scipio pada tahun 1687 dan Adolf Winkler pada tahun 1690.

Penemuan wilayah ini ditindaklanjuti oleh pemerintah Hindia-Belanda dengan membuka wilayah Bogor sebagai sebuah tempat peristirahatan bagi warga Belanda yang berada di Batavia. Oleh pemerintah Hindia Belanda, wilayah Bogor ini dinamai Buitenzorg yang berarti “tanpa kecemasan" atau "aman tenteram”. Dibukalah lahan-lahan untuk tempat tinggal dan peristirahatan, misalnya Istana Bogor sebagai tempat peristirahatan gubernur jenderal Hindia Belanda pada waktu itu, kompleks perumahan di Kota Paris, Kompleks perumahan di sekitar Taman Kencana, kompleks perumahan di daerah Sempur, dan lain-lain.

Mengetahui wilayah Bogor berpotensi untuk kawasan perkebunan dan pertanian, akhirnya pemerintah Hindia-Belanda mendirikan tempat-tempat penelitian tanaman dan hewan (Lands Plantentuin, Veeartsenijkundig Instituut), laboratorium, sekolah pertanian dan perkebunan (De Middelbare Landbouwschool), sekolah peternakan, institut kedokteran hewan (Nederlands-Indische Veeartsenschool), sekolah perikanan (Landbouwopleiding en Visvijvers), serta membuka lahan perkebunan dan pertanian dalam skala luas di wilayah Bogor (teh, kopi, karet).

Pada zaman Hindia-Belanda, Bogor terkenal sebagai pusat pengembangbiakan kuda pacu. Tak heran jika di Bogor pada waktu itu terdapat tempat pacuan kuda yang cukup besar pada zamannya.

Inilah sepintas perjalanan sejarah Bogor yang semakin hari semakin bergeser dari perkembangan awal dan potensi yang dimilikinya. Area pertanian, persawahan, dan peternakan di wilayah Bogor semakin menyempit. Sekolah pertanian dan peternakan semakin redup dan hilang ditelan kepentingan kapitalis. Tanah suburnya akhirnya banyak tertutupi semen untuk kepentingan industri, perumahan, dan perdagangan.

Yang tumbuh sekarang adalah wilayah pemukiman yang tidak terkendali, pertokoan besar yang semakin mematikan para pedagang kecil-tradisional, industri yang menempati wilayah yang bukan tempat semestinya, dan tata ruang kota yang tidak jelas arahnya. Sejuknya kota Bogor semakin hari semakin pudar, digantikan oleh panas menyengat di siang hari. Kemacetan semakin merajalela di hampir semua ruas jalan. Kandungan air tanah yang melimpah di wilayah Bogor menjadi “bancakan” para industri air mineral yang haus dan rakus menyedotnya.

Beberapa tahun ke depan, entah seperti apa wajah kota Bogor, apakah semakin indah, sejuk, dan nyaman, ataukah semakin semrawut dan menjadi “bancakan” berbagai pihak.

Bogor, 30 Mei 2010

Rabu, 26 Mei 2010

Mengenal Bogor Lebih Dekat

Wilayah Bogor dibagi menjadi dua: Kotamadya Bogor dan Kabupaten Bogor.

I. Kotamadya Bogor adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak 54 km sebelah selatan Jakarta dan wilayahnya berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor. Luasnya 21,56 km², sedangkan jumlah penduduknya 834.000 jiwa (2003).

Bogor dikenal dengan julukan kota hujan karena memiliki curah hujan yang sangat tinggi.

Hari jadi Kabupaten Bogor dan Kota Bogor diperingati setiap tanggal 3 Juni karena tanggal 3 Juni 1482 merupakan hari penobatan Prabu Siliwangi sebagai raja dari Kerajaan Pajajaran.

Bogor (berarti "enau") telah lama dikenal dijadikan pusat pendidikan dan penelitian pertanian nasional. Di sinilah berbagai lembaga dan balai-balai penelitian pertanian dan biologi berdiri sejak abad ke-19. Salah satunya adalah Institut Pertanian Bogor, yang berdiri sejak awal abad ke-20. Ada juga Sekolah Tinggi Perikanan.

Kota Bogor terdiri atas 6 kecamatan, yang dibagi lagi menjadi 68 kelurahan. Pada masa kolonial Belanda, Bogor dikenal dengan nama Buitenzorg (pengucapan: boit'n-zôrkh, bœit'-) yang berarti "tanpa kecemasan" atau "aman tenteram".

Letak

Kota Bogor terletak di antara 106°43’30”BT - 106°51’00”BT dan 30’30”LS – 6°41’00”LS serta mempunyai ketinggian rata-rata minimal 190 meter, maksimal 350 meter dengan jarak dari ibu kota kurang lebih 60 km.

Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118,5 km² dan mengalir beberapa sungai yang permukaan airnya jauh di bawah permukaan dataran, yaitu: Ci (Sungai) Liwung, Ci Sadane, Ci Pakancilan, Ci Depit, Ci Parigi, dan Ci Balok. Topografi yang demikian menjadikan Kota Bogor relatif aman dari bahaya banjir alami.

Batas Wilayah

Kota Bogor berbatasan dengan kecamatan-kecamatan dari Kabupaten Bogor sebagai berikut.
Utara: Sukaraja, Bojonggede, dan Kemang
Timur: Sukaraja dan Ciawi
Selatan: Cijeruk dan Caringin
Barat: Kemang dan Dramaga

Iklim, Topografi, dan Geografi

Kota Bogor terletak pada ketinggian 190 sampai 330m dari permukaan laut. Udaranya relatif sejuk dengan suhu udara rata-rata setiap bulannya adalah 26°C dan kelembaban udaranya kurang lebih 70%. Suhu rata-rata terendah di Bogor adalah 21,8 °C, paling sering terjadi pada Bulan Desember dan Januari. Arah mata angin dipengaruhi oleh angin muson. Bulan Mei sampai Maret dipengaruhi oleh angin muson barat.

Kemiringan Kota Bogor berkisar antara 0–15% dan sebagian kecil daerahnya mempunyai kemiringan antara 15–30%. Jenis tanah hampir di seluruh wilayah adalah latosol cokelat kemerahan dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm dan tekstur tanah yang halus serta bersifat agak peka terhadap erosi. Bogor terletak pada kaki Gunung Salak dan Gunung Gede sehingga sangat kaya akan hujan orografi. Angin laut dari Laut Jawa yang membawa banyak uap air masuk ke pedalaman dan naik secara mendadak di wilayah Bogor sehingga uap air langsung terkondensasi dan menjadi hujan. Hampir setiap hari turun hujan di kota ini dalam setahun (70%) sehingga dijuluki "Kota Hujan". Keunikan iklim lokal ini dimanfaatkan oleh para perencana kolonial Belanda dengan menjadikan Bogor sebagai pusat penelitian botani dan pertanian, yang diteruskan hingga sekarang.

Kedudukan geografi Kota Bogor di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor serta lokasinya yang dekat dengan ibukota negara, Jakarta, membuatnya strategis dalam perkembangan dan pertumbuhan kegiatan ekonomi. Kebun Raya dan Istana Bogor merupakan tujuan wisata yang menarik. Kedudukan Bogor di antara jalur tujuan Puncak/Cianjur juga merupakan potensi strategis bagi pertumbuhan ekonomi.

Sejarah

Abad Kelima

Ditilik dari sejarahnya, Bogor adalah tempat berdirinya kerajaan pertama yang dikenal di Indonesia, yaitu Kerajaan Hindu Tarumanagara pada abad kelima. Beberapa kerajaan lainnya lalu memilih untuk bermukim di tempat yang sama dikarenakan daerah pegunungannya yang secara alamiah membuat lokasi ini mudah untuk bertahan terhadap ancaman serangan dan disaat yang sama adalah daerah yang subur serta memiliki akses yang mudah pada sentra-sentra perdagangan saat itu. Namun hingga kini, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh beberapa arkeolog ternama seperti Prof. Uka Tjandrasasmita, keberadaan tepat dan situs penting yang menyatakan eksistensi kerajaan tersebut hingga kini masih belum ditemukan bukti otentiknya.

Kerajaan Pajajaran

Di antara prasasti-prasasti yang ditemukan di Bogor tentang kerajaan-kerajaan yang silam, salah satunya adalah prasasti tahun 1533, yang menceritakan kekuasaan Raja Prabu Surawisesa dari Kerajaan Pajajaran, salah satu kerajaan yang paling berpengaruh di pulau Jawa. Prasasti ini dipercayai memiliki kekuatan gaib, keramat, dan dilestarikan hingga sekarang.

Pakwan yang merupakan ibu kota pemerintahan Kerajaan Pajajaran diyakini terletak di Kota Bogor dan menjadi pusat pemerintahan Prabu Siliwangi (Sri Baduga Maharaja Ratu Haji I Pakuan Pajajaran) yang dinobatkan pada 3 Juni 1482. Hari penobatannya ini diresmikan sebagai hari jadi Bogor pada tahun 1973 oleh DPRD Kabupaten dan Kota Bogor, dan diperingati setiap tahunnya hingga saat ini.

Zaman Kolonial Belanda

Setelah penyerbuan tentara Banten, catatan mengenai Kota Pakuan hilang dan baru ditemukan kembali oleh ekspedisi Belanda yang dipimpin oleh Scipio dan Riebeck pada tahun 1687. Mereka melakukan penelitian atas Prasasti Batutulis dan beberapa situs lainnya, dan menyimpulkan bahwa pusat pemerintahan Kerajaan Pajajaran terletak di Kota Bogor.

Pada tahun 1745, Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron van Imhoff membangun Istana Bogor seiring dengan pembangunan Jalan Raya Daendels yang menghubungkan Batavia dengan Bogor. Bogor direncanakan sebagai sebagai daerah pertanian dan tempat peristirahatan bagi Gubernur Jenderal. Dengan pembangunan-pembangunan ini, wilayah Bogor pun mulai berkembang.

Setahun kemudian, van Imhoff menggabungkan sembilan distrik (Cisarua, Pondok Gede, Ciawi, Ciomas, Cijeruk, Sindang Barang, Balubur, Dramaga, dan Kampung Baru) ke dalam satu pemerintahan yang disebut Regentschap Kampung Baru Buitenzorg. Di kawasan itu, van Imhoff kemudian membangun sebuah Istana Gubernur Jenderal. Dalam perkembangan berikutnya, nama Buitenzorg dipakai untuk menunjuk wilayah Puncak, Telaga Warna, Megamendung, Ciliwung, Muara Cihideung, hingga puncak Gunung Salak, dan puncak Gunung Gede.

Ketika VOC bangkrut pada awal abad kesembilan belas, wilayah Nusantara dikuasai oleh Inggris di bawah kepemimpinan Gubernur Jendral Thomas Rafless yang merenovasi Istana Bogor dan membangun tanah di sekitarnya menjadi Kebun Raya (Botanical Garden). Di bawah Rafles, Bogor juga ditata menjadi tempat peristirahatan yang dikenal dengan nama Buitenzorg yang diambil dari nama salah satu spesies palem.

Hindia Belanda

Setelah pemerintahan kembali kepada pemerintah Belanda pada tahun 1903, terbit Undang-Undang Desentralisasi yang menggantikan sistem pemerintahan tradisional dengan sistem administrasi pemerintahan modern, yang menghasilkan Gemeente Buitenzorg.

Pada tahun 1925, dibentuk Provinsi Jawa Barat (Provincie West Java) yang terdiri atas 5 karesidenan, 18 kabupaten dan kotapraja (stadsgemeente). Buitenzorg menjadi salah satu stadsgemeente.

Zaman Jepang

Pada masa pendudukan Jepang pada tahun 1942, pemerintahan Kota Bogor menjadi lemah setelah pemerintahan dipusatkan pada tingkat karesidenan.

Pascakemerdekaan

Pada tahun 1950, Buitenzorg menjadi Kota Besar Bogor yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 16 tahun 1950.

Pada tahun 1957, nama pemerintahan diubah menjadi Kota Praja Bogor, sesuai Undang-Undang nomor 1 tahun 1957.

Kota Praja Bogor berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bogor, dengan Undang-Undang nomor 18 tahun 1965 dan Undang-Undang nomor 5 tahun 1974.

Kotamadya Bogor berubah menjadi Kota Bogor pada tahun 1999 dengan berlakunya Undang-Undang nomor 22tahun 1999.


Tempat-Tempat Menarik dan Pariwisata

Kebun Raya Bogor

Sebuah kebun penelitian besar yang terletak di Kota Bogor, Indonesia. Luasnya mencapai 80 hektar dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan. Saat, ini Kebun Raya Bogor ramai dikunjungi sebagai tempat wisata, terutama pada hari Sabtu dan Minggu. Di sekitar Kebun Raya Bogor tersebar pusat-pusat keilmuan, yaitu Herbarium Bogoriense, Museum Zoologi, dan IPB.

Istana Bogor

Merupakan salah satu dari enam Istana Presiden Republik Indonesia yang mempunyai keunikan tersendiri. Keunikan ini dikarenakan aspek historis, kebudayaan, dan fauna yang menonjol. Salah satunya adalah adanya rusa-rusa yang indah yang didatangkan langsung dari Nepal dan tetap terjaga dari dulu sampai sekarang.

Prasasti Batu Tulis

Merupakan prassati peninggalan zaman Kerajaan Pajadjaran yang ditulis dalam bahasa Jawa kuno yang isinya menyebutkan Raja Pakuan Pajadjaran yang bernama Prabu Purana dinobatkan kembali dengan nama Sri Paduka Maharaja Ratu Haji dalam tahun yang tidak jelas karena ada huruf yang kosong sehingga ada berbagai macam penafsiran. Prasasti ini disimpan di tepi Jalan Raya Batutulis, Bogor, sekitar 2 km dari pusat kota.

CICO-Cimahpar Integrated Conservation Offices

Merupakan kawasan pendidikan dan konservasi dengan pendekatan kepada alam, terletak di Kelurahan Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor. Kawasan ini memiliki beberapa fasilitas pendukung seperti gedung perkantoran, wisma, asrama (dormitory), serta kebun buah, sayur, dan tanaman obat. Tempat ini dilengkapi dengan fasilitas panjat tebing, kegiatan luar, dan area outbond. Kawasan ini didedikasikan untuk kepentingan konservasi.

Dramaga, Bogor

Terletak di bagian barat dari kota, tepatnya sekitar 12 Km dari pusat Kota Bogor. Wilayah Dramaga merupakan sentra produksi manisan basah dan kering, baik dari buah-buahan (pala, mangga, jambu batu, kemang, pepaya, kweni, salak, kedondong, atau caruluk) maupun dari bahan sayuran (wortel, labu siam, pare, lobak, bligo, serta ubi jalar).

Plaza Kapten Muslihat (Taman Topi)

Didalam Plaza Kapten Muslihat terdapat sebuah taman yang diberi nama Taman Ade Irma Suryani. Sebelumnya, taman ini memiliki nama Taman Kebon Kembang, tempat orang berwisata, namun pada tahun 1980-an, taman ini berubah fungsi menjadi terminal angkutan kota karena letaknya yang strategis di muka Stasiun Bogor. Terminal tersebut kemudian direnovasi menjadi Plaza Kapten Muslihat yang mengusung konsep Bangunan berbentuk topi sehingga masyarakat pun menyebutnya Taman Topi. Pada saat itu, Plaza Kapten Muslihat merupakan salah satu alternatif tempat berwisata sebelum ledakan mal dan plaza melanda Bogor. Taman Topi dilengkapi berbagai wahana permainan, namun pada sejak tahun 1994 sampai saat ini (tahun 2010) tempat ini menjadi tidak terawat baik karena dikepung oleh pedagang kaki lima dan angkutan kota. Di dalamnya juga terdapat Pusat Informasi Kepariwisataan atau Tourist Information Centre.

Taman Kencana

Adalah sebuah taman kecil yang digunakan untuk tempat rekreasi anak-anak kecil, kaum muda, maupun orang tua yang melepas lelah setelah capai berjalan-jalan di lapangan Sempur ataupun Kebun Raya. Taman ini ramai pada hari minggu saat para orang tua dan anak-anak sedang berlibur. Dahulu, di tengah Taman Kencana terdapat sebuah batu prasasti buatan yang berbentuk elips dan berukuran ±2×2×2 meter. Pada batu ini terdapat sebuah tulisan dalam bahasa Indonesia, tapi diukir menyerupai tulisan Sansekerta. Pada akhirnya batu tersebut diangkat kira-kira antara tahun 2000 sampai 2005.

Lapangan Sempur

Lapangan yang dahulu merupakan lahan kosong yang dipergunakan sebagai lapangan upacara untuk memperingati HUT Republik Indonesia setiap tanggal 17 Agustus ini, sekarang sudah dikelola oleh Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bogor. Lapangan ini sekarang dijadikan sebagai tempat olah raga dan lapangan multifungsi. Di lapangan ini terdapat wall-climb, lapangan basket, lapangan utama untuk bermain bola dan soft/baseball, run-track, lapangan voli beralaskan pasir pantai, dan area untuk senam. Pada hari minggu, tempat ini akan menjadi pasar dadakan. Banyak pedagang makanan ataupun alat-alat yang menggelar dagangannya disini setiap hari Minggu. Lapangan ini kerap digunakan untuk berbagai even musik.


Rancamaya

Daerah ini terkenal sebagai penghasil buah durian yang sangat enak.

Situ Gede atau Setu Gede

Danau kecil di barat laut Kota Bogor, di tepi hutan penelitian CIFOR Dramaga, Bogor.

Kolam Renang

1. The Jungle Water Park

Merupakan gelanggang renang terbesar di kota Bogor. Letaknya di Bogor Nirwana Residence. Di The Jungle Water Park terdapat sebuah pusat perbelanjaan yaitu The Jungle Mall. Fasilitas di sana adalah waterboom dengan panjang kurang lebih 30—40 m. Selain itu juga terdapat ember raksasa goyang, seluncur dengan ketinggian kurang lebih 15—20 m, rumah hantu, turangga-rangga, bioskop The Jungle (bioskop 4 dimensi).

2. Marcopolo

Terletak di kawasan perumahan Cimanggu City.

Stasiun Kereta dan Bus

Stasiun Bogor

Merupakan stasiun utama Kota Bogor yang merupakan warisan dari zaman Belanda. Dahulu sekitar tahun 1960-an, stasiun ini melayani keberangkatan ke Yogyakarta melalui Sukabumi dan Bandung.

Terminal Baranang Siang

Berada tepat di depan pintu keluar tol Jagorawi.

Tempat Ibadah
Mesjid Raya Bogor
Gereja Katedhral
Klenteng Hok Tek Bio
Mesjid Agung Bogor

Museum dan Perpustakaan

Museum Etnobotani
Museum Etnobotani diresmikan pada tahun 1982 oleh Prof. DR. BJ. Habibie. Di dalamnya terdapat 2.000 artefak etnobotani dan berbagai diorama pemanfaatan flora.

Museum Zoologi
Museum Zoologi didirikan pada tahun 1894 dengan nama Museum Zoologicum Bogoriensis.

Herbarium Bogoriense
Terletak di Jalan Ir. H. Juanda, di sebelah Barat Kebun Raya Bogor. Di dalamnya tersimpan dan dipamerkan berbagai jenis daun dan buah yang telah dikeringkan, yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri.

Museum Tanah
Museum Tanah didirikan pada tanggal 29 September 1988. Museum ini merupakan tempat penyimpanan jenis contoh tanah yang terdapat di Indonesia yang disajikan dalam ukuran kecil berupa makromonolit.

Museum Pembela Tanah Air (PETA)
Didirikan pada tahun 1996 oleh Yayasan Perjuangan Yanah Air dan diresmikan oleh H.M. Soeharto (Presiden RI ke2). Didalamnya terdapat 14 Diorama sebagai salah satu bentuk perwujudan dalam perjalanan proses pergerakan kebangsaan yang terjadi pada 3 Oktober 1943, bertempat di bekas Kesatriaan tentara KNIL/Belanda, Pabaton.

Museum Perjuangan

Berisi diorama dan peninggalan perang yang terjadi di Bogor dan sekitarnya.

Perpustakaan Botani

Didirikan pada tahun 1842 di dalam lingkungan Kebun Raya Bogor oleh ahli botani Belanda, Dr. J. Pierot. Koleksinya sekitar 300.000 jilid buku, 2.000 judul majalah ilmiah, dan lebih dari 100.000 barang cetakan lainnya. Koleksinya meliputi buku-buku ilmu pengetahuan alam murni dan praktis, dengan mengutamakan biologi, yang diperoleh dari hasil pertukaran dengan lembaga-lembaga ilmiah dan ahli-ahli botani dan biologi di seluruh dunia. Koleksi perpustakaan ini paling baik dan lengkap di Asia Tenggara.

Pertokoan
Mall Jambu Dua
Ekalokasari
Bogor Trade Mall
Botani Square
Taman Topi Square
Orchard Walk Arcade

Kota Kembar
St. Louis, Amerika Serikat
Shenzhen, Republik Rakyat Cina
Gödöllő, Hongaria

II. Kabupaten Bogor adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Tangerang (Banten), Kota Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi di utara; Kabupaten Karawang di timur, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi di selatan, serta Kabupaten Lebak (Banten) di barat.

Kabupaten Bogor terdiri atas 40 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan.

Kabupaten Bogor secara garis besar terdiri atas tiga wilayah dan 40 kecamatan. Kecamatan-kecamatan tersebut dibagi menjadi sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan Kabupaten Bogor terletak di Kecamatan Cibinong, yang berada di sebelah utara Kota Bogor.

Adapun Daftar Wilayah dan Kecamatan di Kabupaten Bogor adalah:
Wilayah Timur:
Kecamatan Gunung Putri
Kecamatan Cileungsi
Kecamatan Klapanunggal
Kecamatan Jonggol
Kecamatan Sukamakmur
Kecamatan Cariu
Kecamatan Tanjungsari

Wilayah Tengah:
Kecamatan Gunung Sindur
Kecamatan Parung
Kecamatan Ciseeng
Kecamatan Kemang
Kecamatan Rancabungur
Kecamatan Bojonggede
Kecamatan Tajur Halang
Kecamatan Cibinong
Kecamatan Sukaraja
Kecamatan Dramaga
Kecamatan Cijeruk
Kecamatan Cigombong
Kecamatan Caringin
Kecamatan Ciawi
Kecamatan Megamendung
Kecamatan Cisarua
Kecamatan Citeureup
Kecamatan Babakan Madang
Kecamatan Ciomas
Kecamatan Tamansari

Wilayah Barat:
Kecamatan Jasinga
Kecamatan Parung Panjang
Kecamatan Tenjo
Kecamatan Cigudeg
Kecamatan Sukajaya
Kecamatan Nanggung
Kecamatan Leuwiliang
Kecamatan Leuwisadeng
Kecamatan Cibungbulang
Kecamatan Ciampea
Kecamatan Pamijahan
Kecamatan Rumpin
Kecamatan Tenjolaya

Wilayah timur Kabupaten Bogor merupakan kawasan favorit pengembangan wilayah pemukiman Jakarta saat ini. Alasan utama hal tersebut adalah karena telah dibukanya jalur jalan baru dari Cibubur menuju Bandung melewati Gunung Putri dan Cileungsi. Jalur ini belum memiliki nama resmi, sedangkan nama yang secara umum digunakan masyarakat adalah Jalan Alternatif Cibubur—Cileungsi.

Sejak dibukanya jalan alternatif tersebut, kompleks pemukiman modern dengan skala besar segera bermunculan sehingga harga tanah di kawasan ini menjadi salah satu yang termahal di Bodetabek. Kemunculan kompleks-kompleks pemukiman ini menyebabkan sangat banyak penduduk Kabupaten Bogor yang memiliki pekerjaan di Jakarta. Salah satu penduduk tersebut adalah Presiden keenam Republik Indonesia, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ia tinggal di Desa Cikeas, Kecamatan Gunung Putri dan bekerja di Istana Merdeka.

Bagian utara Kabupaten Bogor merupakan dataran rendah (lembah Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane), sedang bagian selatan berupa pegunungan, dengan puncaknya: Gunung Halimun (1.764 m), Gunung Salak (2.211 m), dan Gunung Gede Pangrango (3.018 m) yang merupakan gunung tertinggi kedua di Jawa Barat.

Jalur Utama

Kabupaten Bogor dilintasi jalan tol Jakarta—Bogor—Ciawi (Jagorawi). Jalan tol ini adalah jalur wisata utama dari Jakarta menuju Bandung. Jalur ini melewati rute Jalan Tol Jagorawi--Puncak—Cianjur—Bandung. Jalur Ciawi—Puncak merupakan salah satu yang terpadat pada musim libur karena kawasan tersebut merupakan tempat berlibur warga Jakarta dan sekitarnya.

Apabila jalur wisata utama tersebut macet, yang biasanya terjadi pada hari-hari libur, rute alternatif melewati Cibubur—Cileungsi—Jonggol--Cariu—Cianjur—Bandung dapat digunakan.

Untuk angkutan kereta api, terdapat jalur KRL Jakarta-Bogor, di mana jalur kerata api ini berlanjut hingga ke Sukabumi, Cianjur, dan akhirnya di Padalarang. Jalur ini bersatu dengan jalur KA dari Cikampek yang kemudian akan menuju Bandung.

Objek Wisata
Puncak
Taman Safari
Kebun Raya Cibodas
Gunung Salak Endah (Gn. Bunder)
Gunung Gede Pangrango
Gunung Salak
Sirkuit Sentul
Taman Wisata Mekarsari

Taman Wisata Mekarsari berlokasi di Jonggol, Cileungsi dan merupakan salah satu pusat pelestarian keanekaragaman hayati buah-buahan tropika terbesar di dunia, khususnya jenis buah-buahan unggul yang dikumpulkan dari seluruh daerah di Indonesia. Selain kegiatan pelestarian, dilakukan juga penelitian budidaya (agronomi), pemuliaan (breeding), dan perbanyakan bibit unggul untuk kemudian disebarluaskan kepada petani dan masyarakat umum.