Rabu, 02 Juni 2010

Istana Buitenzorg (Istana Bogor)

Kota Batavia (Jakarta kini) hingga pertengahan abad ke-18 sudah terlalu panas dan ramai sehingga orang-orang Belanda perlu mencari tempat-tempat yang berhawa sejuk di luar Batavia.

Pada tahun 1744, di tengah perjalanan menuju Cipanas untuk mendirikan lokasi istana baru, Gubernur Jendral Hindia-Belanda G.W. Baron van Imhoff menemukan sebuah tempat yang baik dan strategis di sebuah kampung yang bernama Kampong Baroe.

Setahun kemudian, yaitu pada tahun 1745, Gubernur Jendral van Imhoff memerintahkan pembangunan pesanggarahan di tempat pilihannya itu dan diberi nama Villa Buitenzorg, yang berarti “bebas masalah” bebas dari kesulitan”. Dia sendiri yang membuat sketsa bangunannya dengan mencontoh arsitektur Blenheim Palace, kediaman Duke of Malborough (dibangun antara 1705—1722), dekat dengan Kota Oxford di Inggris. Dengan Surat Keputusan Dewan Direksi VOC di Amsterdam tanggal 7 Juni 1745, lahan di sekitar Buitenzorg yang diusulkan Van Imhoff dijadikan semacam “tanah bengkok” yang harus dibeli oleh tiap gubernur jendral baru kepada pejabat lama yang digantikannya.

Proses pembangunan gedung itu dilanjutkan oleh gubernur jendral yang memerintah selanjutnya yaitu Jacob Mossel (1750—1761) yang membelinya dari Van Imhoff.

Dalam perjalanan sejarahnya, bangunan ini sempat mengalami kerusakan berat akibat serangan rakyat Banten yang anti-Kompeni di bawah pimpinan Kiai Tapa dan Ratu Bagus Buang, yang disebut Perang Banten (1750—1754).

Pada masa Gubernur Jendral Willem Daendels (1808—1811), pesanggrahan tersebut diperluas dengan memberikan penambahan bangunan di sebelah kiri dan kanan gedung utama. Gedung induknya dijadikan dua tingkat. Pada masa Inggris berkuasa di bawah Stamford Raffles, halamannya yang luas juga dipercantik menjadi taman bergaya Inggris klasik dan enam pasang rusa tutul dari perbatasan India dan Nepal didatangkan untuk menempati taman itu.

Pada masa Gubernur Jendral Baron van der Capellen (1817—1826), perubahan besar-besaran dilakukan. Sebuah menara di tengah-tengah gedung induk didirikan sehingga istana semakin megah, sedangkan lahan di sekeliling Istana dijadikan Kebun Raya yang peresmiannya dilakukan pada 18 Mei 1817.

Gedung ini kembali mengalami kerusakan berat ketika terjadi gempa bumi pada 10 Oktober 1834.

Pada masa Gubernur Jendral Albertus Yacob Duijmayer van Twist (1851—1856), bangunan lama sisa gempa dirubuhkan sama sekali. Setelah itu, dengan mengambil arsitektur eropa Abad IX, bangunan baru satu tingkat didirikan. Perubahan lainnya adalah penambahan dua buah jembatan penghubung antara gedung induk dan gedung sayap kanan serta sayap kiri yang dibuat dari kayu berbentuk lengkung. Bangunan istana baru terwujud secara utuh pada masa kekuasaan Gubernur Jendral Charles Ferdinand Pahud de Montager (1856—1861). Pada pemerintahan selanjutnya, tepatnya tahun 1870, Istana Buitenzorg ditetapkan sebagai kediaman resmi para gubernur jendral Hindia-Belanda.